Meski Anggaran Turun 13,34%, Kementan Bertekad Naikkan Produksi

By Admin

Kantor Kementerian Pertanian (Foto: Humas Kementan) 

nusakini.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad menaikkan target produksi meski pagu anggaran pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 turun 13,34% menjadi Rp 23,90 triliun dibanding anggaran pertanian di APBN Perubahan 2016 Rp 27,58 triliun. 

Dengan anggaran yang lebih terbatas, Kementan akan menerapkan strategi meningkatkan target produksi sejumlah komoditas pangan strategis tahun depan, yang meliputi, padi, jagung, kedelai, gula, cabai, dan bawang merah.

“Selama dua tahun terakhir ini Kementan sudah melakukan langkah-langkah strategis seperti pembagian alat mesin pertanian (alsintan) 2015 sebanyak 60 ribu unit, 2016 dialokasikan 100 ribu unit. Kementan juga sudah menyelesaikan irigasi seluas 2,6 juta hektar dalam setahun dari target tiga tahun. Begitu juga dengan luas tambah tanam yang terus ditingkatkan. Dari upaya-upaya inilah kami bisa optimis bisa menaikkan target produksi 2017 meski anggaran dikurangi,” ungkap Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi, di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Kementan optimis dapat mecapai target produksi komoditas strategis tersebut dikarenakan anggaran yang tersedia akan difokuskan untuk kegiatan upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi komoditas strategis diupayakan tidak berkurang dari alokasi tahun ini, yaitu berkisar Rp 14 triliun.

“Kenapa kami masih optimis? Karena anggaran untuk Upsus komoditas strategis tidak dikurangi, masih sekitar Rp 14 triliun, jadi tidak akan berpengaruh pada target produksi. Kebijakan Pak Menteri justru anggaran-anggaran perjalanan dinas pejabat dan seremoni-seremoni yang tidak penting yang dipangkas,” jelas Agung.

Adapun kenaikan produksi yang ditargetkan Kementan pada 2017 antara lain, padi 78,00 juta ton naik 3,82 persen dari target 2016 sebesar 75,13 juta ton, jagung ditargetkan naik 4,92 persen dari 21,35 juta ton target 2016 menjadi 22,40 juta ton untuk 2017, Gula yang ditargetkan 2,80 juta ton pada 2016 menjadi 2,95 juta ton pada 2017 atau naik 5,35 persen, cabai untuk 2017 ditargetkan naik 15,51 persen dari 1,87 juta ton pada 2016 menjadi 2,16 juta ton pada 2017, dan bawang merah akan ditarget kan 1,33 juta ton pada 2017 naik 13,67 persen dari 1,17 juta ton target produksi 2016.

Sementara Angka Tetap (Atap) produksi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2014 untuk komoditas padi 70,85 juta ton dan 2015 naik menjadi 75,36 juta ton. Atap produksi jagung 2014 19,01 juta ton naik menjadi 19,61 juta ton pada 2015, dan Atap produksi kedelai 955 ribu ton pada 2014 naik menjadi 963 ribu ton di 2015. Sedangkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juni 2015 tercatat 100,52 naik menjadi 101,47 di Juni 2016, dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada Juni 2014 di angka 106,16 naik menjadi 109,63 di Juni 2016.

Agung menambahkan, meski kenyataan anggaran Kementan berkurang, Kementan masih fokus mempertahankan pencapaian target swasembada pangan tahun depan. Hal ini sejalan dengan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017, yaitu mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pasokan pangan antar-wilayah, dan antar waktu. Penumbuhan sentra produksi baru dan pengembangan provitas sentra-sentra produksi yang telah ada akan menjadi prioritas kegiatan ke depan.

“Bantuan alsintan tetap dilanjutkan yang diarahkan untuk penimgkatan luas tanam, efisiensi produksi dan mengatasi berkurangnya tenaga kerja di sektor pertanian. Benih dan pupuk, serta infrastruktur irigasi termasuk sarana produksi yang masih menjadi perhatian untuk peningkatan provitas lahan,” ujar Agung.

Agung menjelaskan, anggaran Kementan bisa juga akan bertambah lagi seiring dengan program-program yang akan dilakukan. Dia menjelaskan, pemerintahan Jokowo-JK akan menaikkan anggaran kementerian dan lembaga (K/L) yang memiliki program prioritas yang jelas-jelas mengarah ke pembangunan nasional.

Sebelumnya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan menaikkan nilai anggaran sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang memiliki program prioritas tahun depan. Tahun depan pemerintah mulai menggunakan sistem money follow progam.

Dengan sistem ini, alokasi anggaran tidak lagi berdasarkan fungsi, melainkan berdasarkan program. Kementerian yang tidak memiliki program prioritas nasional, anggarannya akan diturunkan.

“Ini upaya kita mempertajam program prioritas pembangunan nasional, yaitu meminimalisasi nomenklatur yang tidak jelas, supaya pembangunan tepat sasaran dan memberikan dampak langsung kepada masyarakat,” jelas Bambang.

Dalam RAPBN 2017 dengan pagu anggaran K/L Rp 758,4 triliun, ada 23 instansi yang anggarannya dinaikkan, sedangkan 64 instansi lainnya diturunkan. Dia mencontohkan, dalam implementasi program Kedaulatan pangan maka anggaran Kementan, Kementerian LHK, Kementerian Agraria akan dinaikkan.(p/mk)